Jakarta - Deddy Corbuzier yang sempat rehat media sosial selama dua minggu mengabarkan dirinya pernah terinfeksi COVID-19. Infeksi Corona bahkan membuatnya hampir meninggal dunia.
Deddy menceritakan COVID-19 hampir merenggut nyawanya, terlebih ia mengalami badai sitokin yang membuat paru-parunya rusak 60 persen hanya dalam dua hari.
"Yes it's a life and death situation. Hebatnya oksigen darah saya tidak turun bahkan diam di 97-99 karena pola hidup sehat saya selama ini hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yang parah," bebernya.
Dikutip dari jurnal di laman Frontier, pemicu badai sitokin adalah respons imun yang tidak terkontrol yang mengakibatkan aktivasi dan perluasan terus menerus dari sel imun, limfosit, dan makrofag, yang menghasilkan sejumlah besar sitokin.
Badai sitokin juga dianggap sebagai salah satu penyebab utama kegagalan multi-organ pada infeksi COVID-19. Infiltrasi berlebihan dari sel-sel inflamasi seperti monosit dan neutrofil ke dalam jaringan paru-paru akan menyebabkan cedera paru-paru.
Berikut beberapa organ tubuh yang bisa terdampak akibat badai sitokin COVID-19.
Baca juga: Kabar Mengejutkan Deddy Corbuzier, Sempat Kritis-Hampir Meninggal Akibat Corona
1. Sistem saraf pusat
Dalam beberapa kasus, gejala neurologis seperti sakit kepala, ataksia, dan kejang dialami oleh 36,4 persen dari pasien COVID-19. Hal ini lebih sering terjadi pada pasien dengan infeksi yang parah.
Gejala ini bisa disebabkan oleh adanya peningkatan sitokin proinflamasi yang terkait dengan badai sitokin. Ini bisa menyebabkan gejala neurologis akibat kerusakan otot rangka. Sitokin proinflamasi ini berperan dalam pertahanan dan sistem kekebalan terhadap potensi infeksi.
2. Ginjal
Insiden cedera ginjal akut pada pasien COVID-19 diperkirakan mencapai 5 persen. Respon inflamasi yang terkait dengan badai sitokin akan menyebabkan cedera hipoperfusi pada tubulus ginjal, ditambah dengan peningkatan permeabilitas vaskular dan kardiomiopati yang bisa menyebabkan berkembangnya sindrom kardio ginjal tipe 1.
Kondisi tersebut ditandai dengan efusi pleura, edema, penipisan cairan intravaskular, dan hipotensi. Selain itu, kerusakan sitopatik langsung disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang dianggap sebagai salah satu mekanisme yang mendasari kerusakan ginjal yang terkait dengan COVID-19.
3. Jantung
Pasien dengan atau tidak memiliki riwayat penyakit jantung bisa mengalami kerusakan jantung akibat infeksi virus Corona. Hal ini disebabkan karena kondisi badai sitokin yang dialami.
Sitokin ini juga terlibat dalam pengembangan miokarditis (inflamasi jantung) dan perikarditis (iritasi dan peradangan jantung) pada pasien COVID-19.
4. Paru-paru
Aktivitas jalur koagulasi pada sindrom badai sitokin akan menyebabkan cedera paru progresif. Selain itu, kerusakan paru lainnya juga bisa disebabkan karena apoptosis sel epitel paru yang diinduksi oleh sitokin.
5. Hati
Diperkirakan bahwa COVID-19 menyebabkan cedera hati langsung melalui hepatitis virus, yang disertai dengan peningkatan kadar bilirubin dan aminotransferase pada pasien COVID-19, namun penelitian menunjukkan bahwa cedera hati klinis jarang terjadi selama pengobatan penyakit.
Jadi ada kemungkinan bahwa peningkatan enzim hati mungkin tidak berasal dari hati saja, dan faktor pengganggu seperti myositis dapat menjadi penyebab di balik peningkatan ini.
Baca juga: 5 Pertanda COVID-19 Sudah Menyebar ke Paru-paru Pengidapnya
Simak Video "90% Pasien Kritis Covid-19 Alami Badai Sitokin"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)