AS Roma kini memang sudah tak sehebat dulu lagi, terseok-seok di awal musim membuat mereka tak lagi menjadi sosok menakutkan oleh lawan-lawannya. Terlebih peringkat mereka merosot jauh dari prediksi yang di targetkan oleh semua pihak sebelum liga di mulai. Roma kini berada di posisi 17 dengan mengantongi 8 poin dari hasil dua kali menang dan dua kali seri, mereka terpaut 2 poin dari Samdoria yang kini berada di posisi 16. Permainan buruk yang di sajikan oleh anak-anak asuhan Luciano Spalleti ini terang saja membuat geram semua pihak yang berada di belakang mereka, terakhir mereka mendapatkan kecaman dari para romanisti, karena semakin tidak adanya kemajuan di dalam kubu AS Roma, akhirnya para romanisti mengambil tindakan dengan melempari bus yang membawa para pemain Roma kala itu. Beberapa penggawa Roma sempat mengungkapkan kekecewaannya, mereka menyadari bahwa semua ini memang kesalahan mereka, namun cara ini bukanlah hal yang tepat untuk di lakukan.
Setelah kejadian itu, Christian Panucci sempat mengatakan bahwa mereka akan bangkit dalam waktu 10 hari, hal tersebut hanya di anggap lelucon oleh semua pihak, melihat kualitas Roma yang tidak memungkinkan untuk mewujudkan semua itu. Namun, siapa bisa menduga, ternyata janji yang di ucapkan oleh Panucci bukanlah sekedar isapan jempol semata, terbukti, di ajang liga champions eropa, Roma berhasil membangkitkan kepercayaan pendukungnya dengan menjajal habis club penguasa inggris saat ini, sekaligus runner up liga champions tahun lalu, Chelsea. Para pemain Roma telah membuktikan bahwa mereka masih ada, mereka masih mampu melakukan hal terbaik yang semestinya mereka lakukan dari awal.
Tak ada yang percaya bahwa Chelsea datang ke Olimpico hanya untuk menjadi bulan-bulanan para pemain Roma, skor 3-1 sungguh tidak masuk akal rasanya, namun itulah yang terjadi, Roma sukses mempermalukan tamunya dengan skor yang sangat mengesankan. Vucinic yang berduet dengan el capitano menyumbangkan 2 gol, sementara Christian Panucci menyumbangkan 1 gol untuk Roma.
Kemenangan ini sekaligus membuka mata dunia, bahwa Roma memang merupakan sosok yang tak bisa di tebak, terkadang mereka hanyalah tikus kecil yang dengan mudah bisa di taklukkan. Namun terkadang mereka juga bisa berubah menjadi wujud yang amat menakutkan, yang tak mudah untuk di cegah keganasannya.
Roma hanya membutuhkan sedikit waktu untuk kembali ke permainan aslinya, terakhir Roma di tahan imbang oleh Bologna pada lanjutan liga Seri A, gol bunuh diri Cicinho di injury time memupuskan kemenangan Roma kala itu. Namun, Spalleti mengatakan, kekalahan ini bukan karena satu orang, tapi karena kesalahan meraka semua, mereka membutuhkan sedikit waktu untuk menjadi Roma yang di segani.
Apakah yang akan terjadi dengan Roma setelah ini, apakah Roma mampu menunjukkan tajinya kembali ??? ataukah Roma akan kembali mejadi tim lemah yang tak berdaya ??? Kita tunggu saja kelanjutan beritanya. Yang pasti, di hati para romanisti, Roma tetaplah yang pertama .