Tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia (World Hepatitis Day) dan untuk tahun ini diberi tema Hepatitis Can't Wait. Kampanye global dengan tema di atas, menyoroti perlunya mempercepat upaya eliminasi hepatitis pada tahun 2030, terutama upaya yang dilakukan selama pandemi COVID-19.
Di tengah hiruk pikuk dunia menghadapi pandemi Covid-19, seyogyanya kita tidak melupakan penyakit-penyakit lainnya yang juga tidak kalah pentingnya, diantaranya hepatitis.
Badan kesehatan dunia, WHO, menyatakan hepatitis sebagai salah satu penyebab utama kematian di dunia; virus hepatitis membunuh sebanyak HIV/AIDS, malaria atau tuberkulosis.
Dilansir dari CDC, secara global, virus hepatitis B menjadi penyebab utama kanker hati dan penyebab kematian ke-7 di seluruh dunia. Infeksi virus hepatitis B kronis berkembang pada 90% bayi yang terinfeksi sebelum usia 1 tahun.
Beberapa fakta penting tentang virus hepatitis
Selain rendahnya kasus yang diobati (hanya 1% untuk virus Hepatitis B/HBV dan 1,5% untuk virus Hepatitis C/HCV), tingginya kasus yang tidak terdiagnosa baik pada HBV maupun HCV menunjukkan masih rendahnya pemahaman serta kesadaran kita tentang pentingnya penyakit ini serta resiko penularan virus hepatitis.
Berikut adalah fakta penting lainnya yang perlu diketahui.
Hepatitis B dan C membunuh lebih banyak orang setiap tahun daripada HIV / AIDS, malaria dan Tuberculosis (TB)
Hepatitis B dan C bertanggung jawab atas 2 dari 3 kematian akibat kanker hati
290 juta orang tidak menyadari hidup dengan virus hepatitis
Menghilangkan hepatitis B dan hepatitis C sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030 akan mencegah terjadinya sekitar 36 juta infeksi dan menyelamatkan 10 juta nyawa.
Kenali lima jenis virus hepatitis
Setiap jenis hepatitis disebabkan oleh virus yang berbeda; terdapat lima jenis virus hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E.
Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Penularan penyakit ini sangat mudah melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Penyakit ini sering endemik pada wilayah dengan kondisi sanitasi yang buruk dan kondisi air yang tidak aman.