Jakarta - Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan temuan satu kasus terduga hepatitis akut, sebagaimana yang menyerang anak-anak di Amerika Serikat, Inggris, dan 10 negara lainnya. Penyakit ini disebut 'misterius' lantaran tak diketahui penyebab penyebarannya.
Dugaan kasus tersebut merupakan kasus pertama di Asia, ditemukan pada anak kecil. Sementara adenovirus terdeteksi di lebih dari 40 persen kasus secara global, pasien di Jepang telah dinyatakan negatif. Usia anak tersebut tak diungkapkan. Namun pihak berwenang menyebut, anak tersebut belum menjalani transplantasi hati.
Pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, satu anak telah meninggal akibat hepatitis misterius. Selain itu, sebanyak tujuh belas anak atau sekitar 10 persen dari kasus memerlukan transplantasi hati.
"Sangat mungkin bahwa lebih banyak kasus akan terdeteksi sebelum penyebabnya bisa dikonfirmasi. Tindakan pengendalian dan pencegahan yang lebih spesifik bisa diterapkan," tegas WHO, dikutip dari Bloomberg, Kamis (28/4/2022).
Darurat Perlu Investigasi
Kini, otoritas kesehatan Inggris tengah menyelidiki apakah wabah hepatitis tersebut terkait dengan pandemi COVID-19.
Di samping itu, Kementerian Kesehatan Jepang juga memperingatkan pemerintah daerah dan meminta pelaporan kasus yang dicurigai pada 20 April. Kementerian juga bakal merilis situasi wabah di Jepang, sembari bekerja sama dengan pemerintah di negara-negara lainnya.
Hingga kini, sebanyak 169 anak telah terjangkit hepatitis misterius. Pasien-pasiennya berusia 1 bulan hingga 16 tahun di 12 negara, terhitung sejak 12 April dengan lokasi paling banyak di Inggris dan sejumlah negara Eropa.
Baca juga: Vaksin COVID-19 untuk Muslim Akan Diganti yang Halal, Apa Saja Selain Sinovac?
Simak Video "CDC Imbau Dokter Terkait Ditemukannya Hepatitis Misterius"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)