Siapa Bilang Tak Ada Tempat Wisata Di Jakarta?

cute chipmunk resting on curbDulu, ketika penerbangan masih belum seterbuka sekarang, banyak teman-teman manca negara atau wisatawan manca negara yang mengeluh, kenapa harus melalui Jakarta bila ingin pergi ke kota lain di Indonesia ? Toh tidak ada lokasi wisata yang dapat dilihat di Jakarta, selain gedung-gedung pemerintahan dan gedung pencakar langit yang menghiasi Jakarta. Belum lagi, Jakarta selalu identik dengan kriminalitas tinggi, kemacetan, banjir, dan banyaknya titik unjuk rasa.


Ironisnya, bahkan warga penduduk kota Jakarta sendiri, bila kedatangan tamu dan diminta untuk menunjukkan lokasi wisata yang ada di Jakarta, paling hanya dapat menunjukkan lima ikon kota Jakarta saja, yakni Monumen Nasional (Monas), Kota Tua, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Pelabuhan Sunda Kelapa.


Kaya Budaya


Padahal bila Anda lebih jeli, banyak sekali budaya yang dapat dilihat dan diamati di kota Jakarta, selain budaya asli warga kota Jakarta, yakni suku Betawi, Anda dapat menemukan akulturasi budaya, seperti Tiongkok (China), Jepang, Arab, India, Belanda bahkan Portugis. Jadi, diperlukan paling sedikit 3 (tiga) hari agar Anda dapat puas mengamati berbagai budaya yang ada di kota Jakarta.


Budaya Betawi dapat Anda nikmati secara utuh pada Kampung Betawi yang sengaja dibangung di Situ Babakan. Situ Babakan ini sengaja dipilih untuk menjadi cagar budaya bagi suku Betawi yang mulai terpinggirkan dan tergusur ke luar kota Jakarta, akibat pesatnya pembangunan yang berlangsung di kota Jakarta, sebagai ibukota provinsi DKI Jakarta, sekaligus sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disini Anda dapat menyaksikan pertunjukan budaya tari, musik dan batik Betawi, termasuk icip-icip aneka kuliner khas Betawi.


Selain budaya Betawi asli, Anda juga dapat menikmati akulturasi budaya yang masih kental yang terletak pada beberapa lokasi yang dapat Anda kunjungi sebagai salah satu rencana wisata menikmati aneka budaya yang ada di kota Jakarta.


Kita mulai dari salah satu ikon kota Jakarta, yakni Kota Tua yang terletak di Jakarta Pusat, disini Anda dapat menyaksikan bangunan-bangunan dengan arsitektur Eropa, sehingga tidak berlebihan bila disebut sebagai "Little Dutch"-nya kota Jakarta. Memang dulunya, menurut sejarah kota Jakarta, area Kota Tua ini merupakan daerah pemerintahan Hindia Belanda, sehingga banyak perkantoran, rumah sakit, dan gudang yang berada dalam satu area agar mudah saling berinteraksi. Disini, Anda juga dapat menikmati kuliner Belanda seperti poppertjes, bistik lidah, bitter ballen dan lain-lain.


Di dekat Kota Tua, terdapat sebuah lokasi yang terkenal dengan sebutan Glodok, nah disini, Anda dapat menemukan "Little China"-nya kota Jakarta, karena kawasan Glodok adalah pecinan kota Jakarta, letaknya di Jakarta Barat. Disini Anda dapat menemukan pasar basah yang menjual aneka macam kebutuhan warga Tiongkok maupun keturunannya, termasuk kuliner nya.


Bagi mereka yang tidak menyantap kuliner non halal, memang wajib sedikit waspada, karena di kawasan ini banyak dijajakan kuliner yang tidak halal, alias mengandung babi maupun lemak babi, misalnya kuo tie, dendeng babi, bakmi, pie-oh dan lain-lain. Di sini Anda juga dapat menyaksikan sebuah kelenteng yang dianggap bertuah, karena sudah terbakar berkali-kali, namun selalu ramai dikunjungi khususnya pada saat hari raya Imlek.


Di kawasan ini Anda juga dapat menyaksikan sebuah gereja Katolok dengan arsitektur Tiongkok, yakni Gereja Santa Maria de Fatima, yang dibangun oleh pastor-pastor Portugis yang melarinkan diri dari Malaka.


Gereja Santa Maria de Fatima (dokpri)


Bila Anda bergeser sedikit ke Jakarta Pusat kembali, tepatnya di kawasan Pasar Baru, Anda akan menemukan "Little India"-nya kota Jakarta, Anda dapat menikmati beberapa rumah ibadat agama Hindu, toko-toko kain, peralatan olahraga dan musik yang didominasi orang India, pengobatan India, termasuk menikmati kuliner khas India.


HALAMAN :


1


2


LIHAT SEMUA


Mohon tunggu...


Lihat Travel Selengkapnya


Selanjutnya


Beri Komentar


Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE


KIRIM


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!


Lihat Semua Komentar (1)


VIDEO PILIHAN


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama