Persaingan di MotoGP makin ketat. Setiap pabrikan makin mengembangkan motor yang mampu bersaing di lintasan balap.
Dari segi pembalap, beberapa pabrikan sudah bisa menjaring pembalap muda potensial sejak masih di kelas Moto3 atau Moto2. Itu lantaran mereka punya tim di kedua kategori balap tersebut. Livio Suppo, Manajer Tim Suzuki Ecstar, tak menutup kemungkinan bahwa Suzuki bisa punya tim di kelas intermediate.
Simak tanggapan selengkapnya dari sang manajer tim berikut ini, ya!
1. Pabrikan lain sudah lebih awal punya tim di kelas Moto2 dan Moto3
Sebagian pabrikan yang berlaga di MotoGP sudah punya tim yang mengaspal di kelas Moto3 atau Moto2. Tim yang paling terkenal adalah milik KTM yang berkolaborasi dengan Red Bull Ajo. Tahun 2021 lalu, mereka merebut gelar juara dunia di dua kelas sekaligus, Pedro Acosta di Moto3 dan Remy Gardner di Moto2.Pabrikan Honda juga punya tim di Moto2. Dua pembalap tim bernama Honda Team Asia itu selalu merebut podium pada tiga seri balapan terakhir.
Selain Honda, Yamaha pun punya tim di kelas intermediate. Bekerja sama dengan VR46 Master Camp, mulai tahun ini tim pabrikan Iwata punya perwakilan di Moto2.
2. KTM jadi contoh paling sukses
Tak diragukan lagi bahwa kebanyakan pembalap MotoGP berasal dari kompetisi di bawahnya sebelum promosi ke kelas premier. Kompetisi di Moto3 dan Moto2 jadi arena untuk melatih mental dan teknik agar bisa tampil kompetitif saat naik ke MotoGP. Livio Suppo menganggap itu ide yang masuk akal.“Aku pikir KTM telah melakukan hal yang luar biasa di Moto3, Moto2, dan MotoGP pada beberapa tahun terakhir ini. Akan sangat menarik jika pembalap dilatih sejak di Moto2. Untuk Moto3 akan cukup sulit untuk kami,” kata Suppo kepada Motorsport-total seperti dikutip Motosan.
Baca Juga: Joan Mir Percaya Diri Menjelang Seri MotoGP di Eropa
3. Saat ini Suzuki belum berencana membuat tim satelit
Editor’s picks
PR Besar Timnas U-23: Mencari Pengganti Pratama ArhanPersija Akan Bangun Training Centre di Sawangan
Menilik Performa Ducati di Sirkuit Jerez sejak Berlaga di MotoGP
Selain tim di kelas intermediate, tim pabrikan pun biasanya punya tim satelit. Namun, tampaknya Suzuki belum punya rencana untuk mengembangkan proyek ini. Bersama dengan Aprilia, sudah sejak lama Suzuki hanya mengandalkan data dari dua pembalapnya.
“Kami tahu bahwa rencana tim satelit Suzuki sudah lama beredar di paddock selama beberapa tahun. Namun, kami masih punya banyak hal untuk dikerjakan sebelum berpikir tentang itu,” ungkap Livio Suppo.
4. Tim satelit ingin motor yang sama kompetitifnya dengan tim pabrikan
Saat ini, prioritas Suzuki adalah mengembangkan motor GSX-RR. Livio sadar bahwa di tengah persaingan MotoGP yang makin ketat, performa motor jadi makin penting.“Motor yang digunakan harus juga kompetitif. Tim satelit tak akan mau jika motornya tak kompetitif. Kondisi teknis hari ini memungkinkan kita untuk melakukannya.
Pertama, kita senang bahwa ada 24 motor di grid dan semuanya bisa bersaing. Bahkan, motor dari tahun lalu pun sama hebatnya. Menurutku, akan lebih baik bagi seorang rookie jika motor yang ia gunakan memang sudah berkembang,” kata Suppo dikutip Motosan.
5. Tak heran jika banyak tim satelit memilih motor Ducati
Untuk MotoGP musim ini, jumlah pembalap sudah ideal. Namun, motor yang digunakan masih didominasi oleh Ducati. Delapan dari 24 motor yang ada di grid adalah buatan pabrikan asal Borgo Panigale.“Ducati sudah jelas punya top speed yang kuat. Pembalap lain khawatir. Jika kamu punya masalah saat kualifikasi dan start balapan dari belakang, itu akan sangat menyulitkan. Namun, ada delapan motor Ducati lebih baik daripada banyak motor (merek) lain, tetapi tak kompetitif,” ujar Suppo dilansir Motosan.
Pertarungan di kelas premier makin ketat. Bahkan, pabrikan underdog seperti Aprilia mulai mampu berduel dengan pabrikan lainnya hingga bisa menjadi juara.
Begitupun dengan Suzuki. Tenaga GSX-RR tak bisa lagi dianggap remeh. Jika mesin Suzuki makin hebat, mungkinkah dalam waktu dekat mereka akan punya tim di Moto2?
Baca Juga: Suzuki Siap Ulangi Romantisme MotoGP 2020