Tata Cara Sholat Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah berpuasa satu bulan selama Ramadhan, umat Islam akan berjumpa dengan Hari Kemenangan, Idul Fitri. Sholat Id ini diperkirakan akan jatuh pada Senin (2/5/2022).


Dikutip dari Fikih Lebaran oleh Muhammad Abduh Tuasikal, berikut tata cara sholat Idul Fitri.


- Tujuh Doa Harian Terbaik Umat Muslim, Mulai dari Perlindungan Hingga Depresi
- Kebiasaan Rasulullah Ketika Idul Fitri Tiba
- Arab Saudi Tangkap Pengunjuk Rasa karena Hina Menteri Pakistan di Masjid Nabawi


1. Sholat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat.


2. Sholat Idul Fitri dimulai dengan niat dan takbiratul ihram (ucapan “Allahu Akbar” di awal).


3. Cara melakukan sholat Idul Fitri sama dengan melakukan sholat lainnya.


4. Setelah takbiratul ihram membaca doa iftitah (istiftah) sebagaimana sholat lainnya.


5. Setelah membaca doa iftitah, melakukan takbir tambahan (zawaid) sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama (selain takbir untuk takbiratul ihram dan takbir turun rukuk).


Sedangkan pada rakaat kedua, melakukan takbir tambahan sebanyak lima kali (selain takbir bangkit dari sujud dan takbir turun rukuk). Takbir tambahan (zawaid) ini hanya sunnah hay’at, sehingga kalau luput tidak mesti diulangi.


Jika ada makmum yang masbuk saat takbir zawaid, cukup mengikuti sisa takbir yang ada tanpa qadha’ takbir. Jika imam hanya bertakbir zawaid enam kali di rakaat pertama atau tiga kali di rakaat kedua, imam tetap boleh diikuti, makmum disunnahkan tidak menambah dari takbir yang kurang tadi.


6. Setiap kali takbir zawaid disunnahkan mengangkat tangan. Setelah itu disunnahkan di antara dua takbir tambahan meletakkan tangan kanan di depan tangan kiri di bawah dada sebagaimana bersedekap setelah takbiratul ihram.


7. Di antara takbir zawaid (tambahan), disunnahkan berhenti sejenak sekadar membaca satu ayat pertengahan. Saat itu bisa membaca takbir atau mengagungkan Allah.


Bacaan yang paling bagus di antara takbir zawaid adalah: Subhanallah Wal Hamdu Lillah Wa Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar. Bacaan ini disebut al-baqiyaatush shaalihaat (amalan yang kekal) sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Setelah takbir ketujuh pada rakaat pertama dan takbir kelima pada rakaat kedua tidak ada bacaan takbir dan dzikir.


8. Setelah takbir zawaid, membaca ta’awudz, lalu membaca surah Al-Fatihah. Setelah surah Al-Fatihah dianjurkan membaca surah Qaf pada rakaat pertama dan Al-Qamar pada rakaat kedua, atau membaca Al-A’laa pada rakaat pertama dan Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.


9. Bacaan surat saat sholat Idul Fitri dikeraskan (jahar), begitu pula dengan bacaan takbir, sedangkan dzikir-dzikir lainnya dibaca lirih (sirr). (Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, Kifayah Al-Akhyar).


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama