Dalam usianya yang hampir setengah abad, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) masih tetap menjadi salah satu destinasi utama pariwisata Jakarta bahkan Indonesia dengan pengunjung yang tidak pernah sepi setiap harinya, terutama pada musim liburan.
Para wisatawan dari generasi ke generasi yang datang dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan mancanegara tersebut datang ke TMII tidak hanya sekedar untuk rekreasi dan menikmati liburan.
Tapi juga menambah wawasan dan pengetahuan tentang adat istiadat, budaya, sumber daya alam, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia.
Tidak salah jika banyak pengunjung yang mengatakan bahwa alasan mereka datang berkunjung ke TMII adalah untuk mengenalkan Indonesia kepada adik-adik dan anak-anak mereka.
Menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini kepada anak-anak, melihat benda-benda seni dan budaya, serta flora dan fauna dari seluruh wilayah di Indonesia dan tentunya menikmati sejumlah wahana rekreasi yang tersedia.
TMII memang menghadirkan segalanya, memberi suguhan yang komplit kepada para pengunjung, baik rekreasi dan hiburan, sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan sampai dengan sarana untuk mempertebal rasa cinta tanah air.
Semuanya itu direpresentasikan lewat 34 anjungan rumah adat dari seluruh wilayah Indonesia, bangunan-bangunan keagamaan, 10 taman yang berisi flora dan fauna, 16 museum untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Serta sejumlah wahana rekreasi dan teather sebagai sarana rekreasi dan hiburan.
Dengan suguhan yang komplit tersebut membuat TMII berbeda dari tempat-tempat rekreasi lainnya, tidak hanya di Indonesia tapi juga tidak ada satupun tempat rekreasi di dunia ini yang menyamainya.
Itulah alasan utama mengapa TMII senantiasa mampu merebut hati wisatawan untuk datang dan berkunjung.
Daftar isi
Sejarah TMII
Keanekaragaman Indonesia
1. Anjungan Daerah
2. Taman Rekreasi
3. Bangunan Tempat Ibadah
4. Museum
5. Wahana Rekreasi
Fasilitas di TMII
Sejarah TMII
TMII yang menempati lahan seluas 150 hektar atau sekitar 1,5 km2 merupakan bagian dari wilayah Kota Jakarta Timur yang berada pada titik koordinat 6°18′6.8″LS, 106° 53′47. 2″BT.Gagasan mendirikan TMII sebagai miniatur Indonesia dengan segala isinya dicetuskan oleh Siti Hartinah yang lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto, istri dari presiden kedua RI, pada saat Soeharto menyampaikan pidatonya di hadapan para anggota DPR GR pada tahun 1971.
Gagasan tersebut selanjutnya dipaparkan oleh Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud dengan didampingi Ibu Tien Soeharto pada penutupan rapat kerja di Istana Negara yang dihadiri para Gubernur, Bupati dan Walikota dari seluruh Indonesia.
Sebelum akhirnya keluar surat keputusan resmi dari pemerintah yang menunjuk Nusa Consultans untuk membuat study kelayakan dan rencana induk.
Tiga setengah bulan kemudian tugas tersebut selesai dirampungkan dan ditindaklanjuti dengan proses pembangunan yang dimulai pada tanggal 30 Juni 1972.
Pembangunanpun dilakukan setahap demi setahap hingga akhirnya rampung secara total dan diresmikan langsung oleh Ibu Tien Soeharto pada 20 April 1975.
Meski telah dibuka untuk umum, proses pembangunan dan penambahan fasilitas masih terus dilakukan, bahkan sampai sekarang.
Itu sebabnya jika pada saat diresmikannya TMII hanya ada 27 Anjungan Rumah Adat, seiring dengan dilakukannya pemekaran wilayah dan bertambahnya jumlah propinsi di Indonesia, membuat Anjungan Rumah Adat di TMII pun kini bertambah menjadi 33 Rumah Adat.
Sementara untuk maskot TMII, baru diresmikan pada ulang tahun TMII yang ke-16 atau saat peringatan dwi windu usia TMII yaitu pada tahun 1991.
Maskot TMII tersebut bernama NITRA yang merupakan kependekan dari Anjani Putra berbentuk tokoh wayang yang cukup akrab di mata masyarakat Indonesia, yaitu Hanoman.
Keanekaragaman Indonesia
Dengan area yang begitu luas dan wahana yang begitu beragam, waktu 1 - 2 hari tidak cukup untuk berkeliling dan mengunjungi serta menikmati setiap sudut TMII.Begitu pula untuk menceritakannya secara detail, butuh buku tersendiri karena memang cukup banyak hal-hal yang dapat ditulis dari TMII.
Namun untuk memberi gambaran secara singkat, agar dapat menikmati TMII secara utuh, perjalanan berkeliling TMII setidaknya harus mengunjungi 5 area utama, yaitu Anjungan Daerah, Taman Rekreasi, Bangunan Tempat Ibadah, Museum dan Wahana Rekreasi.
1. Anjungan Daerah
Anjungan daerah menempati area yang mengelilingi sebuah danau Arsipel Indonesia, dimana di tengah danau tersebut terdapat pulau-pulau mini dengan bentuk menyerupai kepulauan Indonesia.Sebanyak 33 Anjungan Daerah dibangun berderet untuk melambangkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Setiap anjungan berisi bangunan rumah adat dari setiap propinsi yang ada di Indonesia dengan ciri arsitektur tradisional sebagaimana rumah adat asli yang ada di propinsi tersebut.
Baik dari bentuk, ukuran, bagian atap, pintu dan jendela, susunan ruang, ragam hias dan sebagainya.
Bahkan rumah adat yang ada di TMII tersebut sebagian berupa rumah adat asli propinsi yang bersangkutan, karena dibawa langsung dalam bentuk utuh dari daerah asalnya.
Seperti Rumoh Aceh Cut Meutia yang diusung dalam bentuk utuh dari daerah asalnya di Nangroe Aceh darussalam.
Setiap propinsi terdapat sekurang-kurangnya 3 rumah adat yang digunakan sebagai tempat peragaan serta pameran berbagai macam pakaian adat, hasil kerajinan, peralatan seni, hasil budaya dan berbagai benda bersejarah warisan bangsa yang ada di setiap propinsi.
Dengan adanya Anjungan Daerah yang meliputi rumah adat serta segala sesuatu yang berhubungan dengan masing-masing propinsi, akan memberikan informasi yang berharga bagi masyarakat tentang keanekaragaman Indonesia.
Serta mengenalkan kepada generasi muda bentuk adat dan budaya serta rumah adat di tempat asal mereka masing-masing.
2. Taman Rekreasi
Terdapat 9 Taman Rekreasi di TMII yang terbagi atas 3 kategori, yaitu 2 Taman Monumental berupa Monumen Persahabatan Negara Non Blok dan Prasati APEC, 4 Taman Flora yang terdiri dari Taman Legenda Keong Mas, Taman Kaktus, Taman Melati dan Taman Apotik Hidup.Lalu 5 Taman Fauna yang terdiri dari Taman Kupu, Taman Reptilia, Taman Bekisar, Taman Burung dan Dunia Air Tawar serta 1 Taman Budaya yaitu Taman Budaya Tionghoa. Berikut penjelasan singkat dari beberapa taman rekreasi tersebut:
Taman Prasasti Apec
Taman ini berupa prasasti yang ditandatangani 10 orang first lady yang mendampingi suami mereka pada pertemuan persahabatan para pemimpin negara-negara yang mengikuti konferensi APEC pada bulan November 1994.
Prasasti tersebut terletak di bawah bangunan pendapa beratap joglo.
Monumen KTT Non Blok
Monumen ini didirikan untuk mengabadikan semangat KTT X Gerakan Non Blok. Bentuk monumen berupa bola dunia yang ditopang air mancur berhias 5 ekor burung merpati di tengahnya.
Di area monumen ditanam 108 pohon persahabatan dan pohon-pohon tersebut terdiri dari beragai jenis untuk melambangkan 108 negara yang menjadi bagian dari negara-negara Non Blok.
Area di sekitar monumen yang cukup luas membuat tempat ini kerap dijadikan sebagai tempat untuk menggelar pameran, konferensi sampai dengan pagelaran musik.
Taman Kaktus
Dilengkapi rumah kaca berbentuk bulat dengan bentuk atap yang juga bulat menyerupai pohon kaktus, taman ini memiliki koleksi 32 kaktus dan sukulen baik dari spesies yang ada di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.
Spesies kaktus dan sukulen dari luar negeri yang ada di Taman Kaktus.
Diantaranya adalah Melocactus dan Echimocactus Grusonii dari Jepang, Opuntia Microdasys dari Meksiko, Gimnogayumus Hibotan dan Agave Parasana dari Belgia, dan masih banyak lagi yang lain, termasuk Cleistocactus stausil yang tingginya sekitar 10 meter.
Taman Apotek Hidup
Dengan luas sekitar 6.000 meter2, taman ini mengoleksi sebanyak 400 jenis tanaman obat dari seluruh wilayah Indonesia.
Tanaman obat tersebut terbagi atas 3 jenis, yaitu tanaman obat yang sudah dibudidayakan seperti jahe, kumis kucing, kunyit dan daun siri, tanaman langka.
Seperti Kedawung (Parkia Bigtobosa Auct) dan Kayu Rapet ( Parameria Barbata Schum) serta tanaman obat yang tengah dalam proses penelitian seperti Telosom (Talinum Paniculatum).
Selain berupa taman, area ini juga dilengkapi Gaaleri Jamu Herbal, tempat spa dan massage serta fasilitas function hall. Pengunjung dapat menikmati seluruh fasilitas tersebut termasuk membeli bibit tanaman obat dengan harga yang terjangkau.
Taman Melati
Taman Melati memiliki luas 2.226 meter2 dengan dilengkapi beberapa sarana pendukung seperti pendopo berukuran 200 meter2, ruang terbuka hijau, kolam air mancur beserta patung dewi Melati serta bangku taman.
Fasilitas yang ada tersebut kerap dimanfaatkan untuk menggelar pertemuan dan pesta kebun denan kapasitas 500 orang. Awalnya tempat ini merupakan tempat pembibitan aneka bunga.
Bersamaan dengan ditetapkannya melati sebagai puspa bunga atau bunga nasional pada tahun 1994, tempat inipun berubah fungsi menjadi Taman Melati yang mengoleksi dan membudidayakan berbagai jenis melati dan tanaman hias lainnya.
Dunia Air Tawar
Dunia Air Tawar merupakan taman biota air tawar terlengkap dan terbesar pertama di Asia dan kedua di dunia dengan koleksi sekitar 6.000 jenis dari 126 spesies yang berasal dari kawasan perairan di Indonesia dan dari berbagai penjuru dunia yang meliputi tanaman air, ikan crustacean dan reptilian.
Taman akuarium ini dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti museum, auditorium, perpustakaan, akuarium raksasa, Lorong Gurame, Pojok Reptilia serta Ruang Karantina.
Yang berfungsi sebagai tempat pengembangbiakan koleksi dan menampung serta memperjualbelikan hasil dari petani kepada pengunjung masyarakat umum hingga eksportir.
Taman Bekisar
Menempati area seluas 4.000 meter2, Taman Bekisar merupakan tempat untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Ayam Bekisar.
Mulai dari pembudidayaan, penangkaran, sarana perawatan, mesin penetas, latihan lomba sampai dengan pelaksanaan lomba Ayam Bekisar, mulai dari taraf Nasional hingga internasional.
Ayam Bekisar sendiri merupakan ayam hasil perkawinan silang antara ayam kampung betina (Gallus Domestica) dengan ayam hutan jantan (Gallus Varius).
Sehingga menghasilkan Ayam Bekisar yang memiliki tubuh tegap berbulu indah dan mengkilat dengan bentuk pial yang indah dan memiliki suara yang merdu.
Taman Burung
Berdiri di atas lahan seluas 6 hektar, Taman Burung dibangun dalam bentuk kubah yang terdiri atas 9 kubah dengan penataan koleksi didasarkan atas zoogeografi atau pola persebaran binatang (burung).
Sebanyak 175 jenis burung dengan jumlah mencapai ribuan ekor membuat Taman Burung tercatat memiliki koleksi burung terlengkap di Indonesia.
Taman Burung juga difungsikan sebagai loka bina masyarakat perburuan. Itu sebabnya taman ini kerap menggelar lomba anak-anak agar mereka lebih mengenal dunia burung, dijadikan sebagai ajang untuk lomba burung dan sebagai tempat penelitian mahasiswa.
Sebanyak 100 lebih jenis burung berhasil dikembangbiakkan di tempat ini, 30 jenis diantaranya masuk kategori burung langka dan dilindungi.
Taman Budaya Tionghoa
Nuansa khas etnik China memenuhi lahan seluas 4,5 hektar di taman yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 8 November 2006.
Nuansa khas etnik China tersebut dapat dilihat melalui desain arsitektur bangunan, bentuk taman, artefak, foto-foto serta yang lain.
Di area kompleks taman ini dapat ditemui kompleks perkampungan kecil masyarakat Tionghoa yang populer disebut Pecinan dengan berbagai pernak-perniknya yang didominasi warna keberuntungan menurut kepercayaan etnik Tionghoa, yakni warna merah serta kuning emas.
Terdapat pula properti khas China lainnya seperti Jembatan Batu Sampek Eng Tay, Patung Dewi Bulan, Museum Laksamana Ceng Ho, Gazebo Danau, Patung Kwan Kong dan Sepasang Tiang Naga.
3. Bangunan Tempat Ibadah
Didirikannya bangunan-bangunan tempat ibadah berbagai agama yang diakui di Indonesia menyiratkan pesan tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia yang sudah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu.Beberapa bangunan tempat ibadah di TMII diantaranya adalah:
Masjid Pangeran Diponegoro
Berdiri di atas lahan seluas 2.850 meter2 Masjid Pangeran Diponegoro memiliki luas bangunan 760 meter2 yang terdiri atas 2 lantai dengan atap berbentuk kubah setinggi 26 meter.
Lantai satu dimanfaatkan untuk tempat jamaah, kamar mandi dan tempat wudlu, perpustakaan, ruang tunggu serta dapur dan gudang, sedang lantai dua digunakan untuk mihrab serta tempat imam dan khatib.
Selain dipakai untuk kegiatan rutin keagamaan, masjid ini juga kerap digunakan untuk pelaksanaan akad nikah berikut acara tasyakuran.
Baik digelar secara sederhana maupun dengan pesta yang agak meriah, karena bagian depan masjid dapat didirikan tenda untuk acara resepsi.
Wihara Arya Dwipa Arama
Bangunan tempat beribadah umat Buddha ini didesain menyerupai stupa Candi Borobudur dilengkapi lambang Cakra, Pratina Suta dan Prapta.
Berbentuk setengah lingkaran dengan dominasi warna kuning emas, bangunan wihara dikelilingi kolam sehingga selain mempercantik sisi eksterior juga menciptakan suhu dingin di dalam ruangan tempat beribadah.
Wihara ini tidak hanya melayani umat pada saat hari-hari besar saja, tapi juga terbuka untuk pelaksanaan ibadah rutin.
Gereja Katolik Santa Catharina
Gereja Santa Catharina berdiri di atas lahan seluas 2.860 meter2 dengan luas bangunan 1.030 meter2.
Bentuk bangunan dibuat menyerupai Gereja Santa Catharina yang ada di Surabaya dengan gaya arsitektur khas Roma Kuna namun menggunakan atap bercirikan bangunan tradisional Jawa.
Gereja ini terdiri atas 2 bagian, yaitu bangunan utama dan aula. Bangunan utama difungsikan untuk ruang jemaat dan ruang pengampunan sedangkan aula digunakan untuk ruang pastor, kantor, perpustakaan, dan toilet.
Gereja Kristen Protestan Haleluya
Bangunan gereja ini terdiri atas bangunan utama untuk ruang jemaat, ruang pastori, ruang ganti dan ruang sound, serta bangunan samping yang berfungsi sebagai kantor, ruang perpustakaan, aula, gerai cinderamata kolportase (benda-benda rohani), dapur dan toilet.
Desain arsitektur gereja merupakan perpaduan Gaya Barat di era tahun 1930-an dengan dinding luar berbahan keramik berwarna putih.
Disamping untuk kebaktian, Gereja Haleluya juga dimanfaatkan untuk pemberkatan pernikahan dan berbagai kegiatan keagamaan, seperti perayaan Natal, Paskah dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
Pura Penataran Agung Kertabumi
Tempat beribadah umat beragama Hindu ini desain bangunannya menyerupai pura-pura yang ada di Pulau Bali dengan didasari filsafat Astha Kosala Kosali.
Bagian bangunan terdiri atas pintu masuk saat upacara yang diberi nama gerbang utama Candi Bentar, Balai Gong untuk pertunjukan kesenian, Balai Kul-kul sebagai tempat kentongan,serta Padu Rasa dan Altar Pad Masana untuk tempat pemujaan.
Klenteng Kong Miao
Tempat beribadah umat Khonghucu ini terdiri atas 3 bangunan inti, yaitu: Kelenteng Nabi Agung (Da Cheng Dian), Kelenteng Keberkahan (Qi Fu Dian dan Altar Suci (Tian Tan).
Da Cheng Dian berbentuk empat persegi panjang yang terdiri atas 2 lantai dengan arsitektur bergaya Tiongkok. Lantai dasar dimanfaatkan sebagai kantor dan perpustakaan sedang lantai atas dipergunakan untuk kebaktian.
Qi Fu Dian berbentuk bujur sangkar seluas 81 meter2 yang ditopang tiang sebanyak 8 buah dan di dalamnya terdapat altar untuk bersembahyang, lilin-lilin serta buah-buahan di atas piring yang diletakkan berjajar.
Sedang Tiang Tan bentuknya bundar beratap 3 susun dengan bagian atas atap dihiasi guci untuk meletakkan dupa.
Sasono Adiroso Pangeran Sambernyowo
Tempat ini digunakan sebagai tempat beribadah penganut aliran kepercayaan dan kebatinan, karena nama Pangeran Sambernyowo dikenal sebagai tokoh bangsawan dari Surakarta yang sakti, ahli siasat perang dan memimpit rakyat untuk melawan VOC.
Gedung Sasono Adiroso terdiri atas 2 bagian, yaitu Pendopo yang berfungsi untuk kegiatan sarasehan dan Gedung Pasucen yang digunakan untuk menyucikan diri. Gedung ini berbentuk pendopo besar dengan atap bersusun tiga.
4. Museum
Selain sebagai tempat wisata untuk rekreasi dan hiburan, TMII juga menghadirkan sejumlah museum untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Berikut beberapa museum di TMII yang dapat dimanfaatkan untuk aktifitas edu-wisata:Museum Indonesia
Museum ini menempati bangunan berarsitektur Bali dengan 3 lantai yang masing-masing lantai menampilkan koleksi dengan tema spesifik dan berbeda antara satu dengan yang lain.
Lantai 1 mengambil tema Bhineka Tunggal Ika dengan koleksi berbagai macam pakaian adat dan pakaian pengantin, lantai 2 bertema Manusia dan Lingkungan sedang lantai 3 mengusung tema Seni dan Kriya yang memamerkan berbagai macam hasil seni.
Museum Transportasi
Berbagai jenis sarana transportasi yang ada di Indonesia, baik transportasi tradisional maupun modern yang digunakan di darat, laut dan udara dapat dijumpai di sini.
Museum milik Kepemtrian Perhubungan ini dibangun di atas lahan seluas 6,25 hektar dengan dilengkapi beberapa model alat transportasi yang dipamerkan di dalam dan di luar ruangan.
Museum Minyak dan Gas Bumi
Berdiri di atas lahan seluas 11.000 meter2, gedung dari museum ini cukup unik karena berbentuk anjungan lepas pantai atau anjungan eksplorasi dengan 2 bangunan pendukung berbentuk gilik/bundar mirip dengan tangki untuk menyimpan minyak.
Di museum ini pengunjung dapat belajar banyak hal yang berkaitan dengan pengeboran dan pengolahan minyak dan gas bumi serta pendistribusiannya.
Museum Prangko Indonesia
Museum perangko dibangun di atas lahan seluas 9.590 meter2 dengan desain arsitektur bergaya Bali.
Museum ini selain memamerkan benda-benda pos utamanya berbagai macam perangko dari dalam dan luar negeri mulai dari yang terbit pada tahun 1800-an sampai dengan perangko yang ada sekarang, juga digunakan sebagai kantor layanan PT Pos Indonesia.
Museum Listrik dan Energi Baru
Science museum ini memiliki koleksi peragaan yang berkaitan dengan ketenagalistrikan serta energi baru dan terbarukan.
Ruangan sejuk, desain arsitektur yang unik dengan halaman yang asri membuat para pengunjung utamanya para pelajar dan mahasiswa yang ingin menambah pengetahuan tentang listrik dan energi dapat belajar dengan suasana yang fresh.
Museum Olah Raga
Menempati gedung berlantai 3, Museum Olah Raga berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar dengan luas bangunan 3.000 meter2. Pada lantai dasar museum, dipamerkan perjuangan Indonesia saat mengikuti event-event olah raga dunia.
Lantai 2 memamerkan sejumlah olahraga tradisional di Indonesia, alat-alat olah raga dan atlit-atlit yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia dalam bidang olah raga.
Sementara lantai 3 berisi diorama yang menyajikan permainan tradisional yang ada di berbagai propinsi dalam bentuk patung dan lukisan yang berukuran sama dengan aslinya.
Museum Putra Bhakti Pertiwi
Museum ini menyimpan dan memamerkan koleksi benda-benda besejarah yang diperoleh Presiden Soeharto selama masa pengabdiannya, sejak perang kemerdekaan sampai dengan masa pembangunan.
Berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar, bentuk bangunan museum ini cukup unik dengan bagian atap berbentuk kerucut menyerupai bentuk nasi tumpeng.
Museum Keprajuritan Indonesia
Museum Keprajuritan memiliki bangunan berbentuk benteng yang melambangkan pertahanan bangsa Indonesia dan berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektar dengan bangunan seluas 5.500 meter2.
Di halaman depan gedung terdapat danau buatan lengkap dengan dermaga mini serta 2 kapal tradisional khas Banten dan Phinisi (Bugis) yang melambangkan ketahanan armada maritim Indonesia.
Museum Pusaka
Berbagai jenis senjata dari seluruh Indonesia yang berasal dari zaman ke zaman serta informasi tentang pusaka dapat dijumpai di sini.
Bahkan koleksi dari museum ini beberapa diantaranya adalah pusaka-pusaka yang melegenda seperti Kujang dari Pajajaran, Keris Nagasasra Sabuk Inten dari zaman Mataram, Karih dari Sumatera, Kudi dari zaman Kerajaan Tuban.
Dan masih banyak lagi senjata lainnya yang sulit untuk ditemui pada masa sekarang.
Museum Pusaka menempati bangunan seluas 1.535 meter2 dengan bagian atap berbentuk keris yang menjulang.
5. Wahana Rekreasi
TMII semakin menarik untuk dikunjungi karena selain sebagai tempat pembelajaran juga memiliki sejumlah wahana rekreasi. Berikut beberapa wahana rekreasi di TMII:Snowbay Waterpark
Taman air ini dirancang khusus sebagai tempat rekreasi berkelas dunia dengan konsep pegunungan salju yang menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan.
Terhampar di atas lahan seluas 3 hektar Snowbay Waterpark dilengkapi dengan sejumlah wahana permainan air seperti kolam ombak, kolam arus, Boombaster, Cool Running, Play Pool, Tots Pool dan Kids Pool.
Selain itu terdapat pula beberapa fasilitas pendukung yang lain seperti spa & Jacuzzi, Cafe Polaris, VIP Cabana, Food Court serta yang lain.
Kereta Gantung
Skylift atau Kereta Gantung yang ada di TMII ini adalah perintis kendaraan wisata di tanah air.
Dengan mengendarai Skylift para pengunjung dapat menikmati keindahan landskap TMII yang terhampar di bawahnya. Skylift dioperasikan bersamaan dengan peresmian TMII dan sampai sekarang masih tetap menjadi wahana favorit bagi para pengunjung.