Jakarta - Pada 2021, organisasi kesehatan dunia WHO merekomendasikan vaksin RTS,S/AS01 untuk mencegah malaria pada anak. Vaksin ini diproduksi oleh GlaxoSmithKline (GSK) dengan nama dagang Mosquirix.
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI (PPTM), Tiara Pakasi, menyebut vaksin ini belum digunakan dalam penanganan malaria di tanah air. Namun tidak menutup kemungkinan, nantinya akan digunakan.
"Ya kalo misalnya nanti ada piloting atau rekomendasi dari ahli, selanjutnya tentunya berkembang," katanya dalam konferensi pers Hari Malaria Sedunia, Jumat (22/4/2022).
Baca juga: Jadi Momen Bersejarah, WHO Beri Izin Vaksin Malaria Pertama di Dunia
Beberapa fakta tentang vaksin Mosquirix untuk malaria adalah sebagai berikut.
1. Vaksin pertama untuk malaria
RTS,S/AS01 atau RTS,S merupakan vaksin pertama yang dikembangkan untuk menangkal malaria, penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan ditularkan oleh nyamuk. WHO merekomendasikan penggunaan vaksin ini untuk anak di wilayah dengan tingkat penularan malaria sedang hingga tinggi.
2. Teruji di 3 negara
Rekomendasi WHO terkait penggunaan vaksin ini didasarkan pada hasil pilot programme di tiga negara yakni Ghana, Kenya, dan Malawi. Di ketiga negara tersebut, sebanyak 2,3 juta dosis telah diberikan kepada anak-anak dan hasilnya terjadi penurunan tingkat keparahan malaria pada anak.
3. Cara kerja
Bahan aktif vaksin RTS,S/AS01 atau Mosquirix merupakan protein yang ditemukan pada permukaan Plasmodium falciparum dan virus hepatitis B. Saat diberikan, sistem imun akan mengenali protein dari parasit dan virus ini sebagai zat asing dan membentuk antibodi untuk melawannya. Vaksin menghambat kemampuan parasit untuk berkembang.
Baca juga: Kapan Indonesia Pakai Vaksin Malaria Rekomendasi WHO? Ini Tanggapan Kemenkes
Simak Video "Menkes Targetkan Indonesia Bebas Malaria 2030"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)