Jakarta - Ada 4 cara penularan virus HIV yang harus diwaspadai oleh masyarakat. HIV bisa menular melalui hubungan seksual. Kondisi ini pun bisa dialami oleh pria maupun wanita.
Sebagaimana informasi, HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Infeksi HIV yang tidak ditangani dengan sejumlah perawatan yang tepat bisa berkembang menjadi kondisi kronis yang berpotensi mengancam nyawa, yaitu Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). AIDS sendiri merupakan perkembangan dari infeksi HIV stadium 3.
Baca juga: Ciri-ciri HIV Tahap Awal yang Sering Tak Disadari
Lantas, seperti apa cara penularan virus HIV? Simak informasi berikut.
4 Cara Penularan Virus HIV
Juru bicara Satgas COVID-19, dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa cara penularan HIV bisa melalui hubungan seks yang berisiko, darah, hingga ibu ke bayi. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Hubungan Seks Berisiko
Meskipun hubungan homoseks laki-laki dengan laki-laki (LSL) disebut memiliki risiko penularan HIV lebih tinggi, namun hubungan seks heteroseksual yang berisiko, seperti anal seks dan lainnya juga bisa menjadi cara penularan HIV.
"(Cara mencegah) penularan (HIV) melalui hubungan seks berisiko tentu (cara) satum tidak melakukan hubungan seks berisiko, setia pada satu pasangan. Kedua, menggunakan alat pelindung seperti kondom," terang dr Nadia dalam konferensi pers virtual terkait Hari Aids Sedunia 2021, Senin (29/11/2021).
2. Transfusi Darah
Cara penularan virus HIV berikutnya bisa melalui darah. HIV dapat menular melalui alat suntik yang tercemar dan transfusi darah. Proses transfusi darah pun memerlukan prosedur filtrasi lebih dulu agar tidak menjadi medium penularan HIV dan penyakit menular lainnya.
"Penularan secara darah bisa kita lakukan (dengan) suntik harus sekali pakai, tidak boleh bergantian. Untuk transfusi darah, kita lakukan pemeriksaan laboratorium agar transfusi darah bebas dari HIV dan penyakit menular," beber dr Nadia.
3. Ibu ke Bayi
Cara penularan HIV juga bisa dari ibu ke bayi yang terjadi melalui kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
"Ibu mendeteksi sebelum kehamilan apakah dia menderita HIV dan memiliki program itu yang kita sebut 'Triple Eliminasi' yaitu penawaran tes pada ibu hamil untuk kondisi-kondisi atau mencegah penyakit HIV, sifilis, dan hepatitis," terang dr Nadia.
"Karena ketiga penyakit ini adalah penyakit yang ditularkan dari ibu ke anaknya semasa hamil, melahirkan, dan menyusui. Jadi kalau ibu yang positif HIV, positif sifilis, atau positif hepatitis kalau diketahui dari awal bisa kita lakukan pengobatan sehingga mencegah anaknya tertular dari ibunya," imbuhnya menjawab cara penularan HIV-AIDS.
4. Penggunaan Jarum Suntik
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), seseorang sangat berisiko tertular HIV apabila berbagi pemakaian obat-obatan menggunakan jarum suntik dan lainnya dengan pengidap HIV.
Benarkah bisa menular melalui toilet?
dr Nadia menjelaskan bahwa HIV pada dasarnya tidak mudah menular dan sangat terbatas, seperti cairan sperma, cairan vagina, hingga ASI.
Oleh karena itu, ia menghimbau pada masyarakat agar tak perlu khawatir apabila ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama ODHA (orang dengan HIV-AIDS), seperti makan bersama, saling pinjam-meminjam alat makan, serta penggunaan toilet bersama ODHA.
"Dan ingat, virus HIV hanya ada pada darah, cairan sperma, cairan vagina, dan ASI. Sehingga kalau kita makan bersama, menggunakan alat makan bersama, atau penggunaan seperti kamar mandi bersama, itu tidak akan menularkan HIV," pungkas dr Nadia terkait cara penularan HIV-AIDS.
Jadi, 4 penularan virus HIV tak hanya dari hubungan seksual, tetapi juga bisa dari pemakaian obat-obatan menggunakan jarum suntik yang sama, ibu ke bayi, hingga transfusi darah.
Baca juga: Cara Penularan HIV-AIDS, Pakai Toilet Bersama Termasuk? Begini Penjelasannya
Simak Video "Apa Kaitannya HIV/AIDS dengan Varian Omicron?"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/fds)