Diagnosis Hepatitis A - Alomedika

Fase ikterik biasanya timbul dalam waktu 1−2 minggu dari onset prodromal. Pada fase ini, pasien dapat mengeluhkan gejala jaundice umum, termasuk mata, kulit, kuku berwarna kuning, urin kuning atau coklat gelap, dan feses yang pucat.[1,2,4,14,15]


Pasien juga dapat mengalami gejala ekstrahepatik walaupun sangat jarang terjadi. Gejalanya meliputi pruritus, bercak kemerahan pada kulit, arthralgia, gangguan ginjal akut, pneumonia, perikarditis, pankreatitis akut, dan kolesistitis akut. Gejala pada fase ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu.[1,2,4,14,15]


Fase Konvalesen


Fase konvalesen ditandai dengan suhu tubuh kembali normal, ikterik makin memudar dan menghilang, warna urin semakin jernih dan terang, nyeri abdomen menurun, serta hepar berangsur kembali ke ukuran normal hingga tak teraba lagi.[1,4,14]


Infeksi HAV akut pada anak-anak umumnya asimtomatik atau subklinis, sedangkan pada gejala pada dewasa dapat bertahan hingga 2−8 minggu. Walaupun jarang, tetapi hepatitis A dapat menyebabkan gangguan hati akut (jaundice, ensefalopati hepatik, dan koagulopati).[1,4,14,15]


Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik pasien hepatitis A dapat menemukan hepatomegali (78%), dengan jaundice dan sklera ikterik (40-80%). Bercak kemerahan di kulit terutama terjadi di tungkai bawah dengan penampakan seperti vaskulitis.[2,4]


Frekuensi infeksi HAV pada negara endemis dengan standar kebersihan yang rendah serta kondisi sosioekonomik yang buruk dapat menyebabkan masyarakat terpapar virus di usia muda. Hal ini dapat menyebabkan infeksi asimtomatik.[3,10]


Diagnosis Banding


Diagnosis banding utama adalah infeksi akut hepatitis E, karena memiliki gejala klinis dan jalur transmisi yang serupa. Diagnosis banding lainnya adalah hepatitis alkoholik, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis akut karena obat-obatan.[1,2]


Hepatitis E


Hepatitis E merupakan salah satu hepatitis akut virus yang sering ditemukan, dan seringkali asimtomatik. Hepatitis E memiliki gejala yang ringan, seperti lemas, mual, muntah, dan nyeri perut. Penyakit ini lebih umum terjadi pada dewasa dan perlu dipertimbangkan pada pasien yang melakukan perjalanan dari negara endemis, serta pasien hepatitis akut yang mengalami komplikasi serius, seperti hamil, riwayat penyakit hati, dan imunokompromais.[16,17]


Hepatitis alkoholik


Hepatitis alkoholik merupakan sindrom berat dari penyakit hati alkohol, yang ditandai dengan onset jaundice yang cepat, hepatomegali yang nyeri, lemas, dan tanda-tanda respons inflamasi sistemik. Hepatitis alkoholik berkaitan dengan konsumsi alkohol yang berlebih dan dapat berlanjut menjadi sirosis.[18]


Hepatitis B


Hepatitis B merupakan penyakit infeksi pada hati yang umum terjadi. Transmisi dari hepatitis B berbeda dengan hepatitis A, yaitu lebih ditularkan melalui transmisi cairan tubuh seperti darah, sekresi vagina, dan semen.[19]


Hepatitis C


Hepatitis C merupakan salah satu penyakit hati dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penyebaran infeksi ini terjadi melalui kontak langsung virion yang terinfeksi dengan sel host, yaitu melalui perinatal, penggunaan obat-obat intravena, dan hubungan seksual. RNA dari virus hepatitis C dapat terdeteksi di darah, air liur, air mata, dan cairan serebrospinal.[20]


Hepatitis D


Infeksi virus hepatitis D jarang ditemukan, dan hanya terjadi ketika terdapat infeksi virus hepatitis B. Hepatitis D terjadi pada individu dengan risiko tinggi, seperti pengguna obat-obatan intravena, imigran dari area transmisi tinggi, dan resipien transfusi darah.[21,22]


Hepatitis Akut karena Obat-Obatan


Hepatitis akut karena obat-obatan umumnya menunjukkan gejala yang bervariasi dan seringkali asimtomatik. Hepatitis akut dapat menunjukkan gejala jaundice yang disertai nyeri perut, lemas, feses yang gelap, gatal, dan mual. Pada hepatitis akut karena obat-obatan, pasien perlu ditanyakan riwayat konsumsi obat-obatan dalam waktu 3-6 bulan sebelum keluhan muncul.[23,24]


Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis hepatitis A antara lain pemeriksaan darah, pemeriksaan antibodi spesifik immunoglobulin HAV, dan pemeriksaan radiologis.[1]


Pemeriksaan Darah


Pemeriksaan hematologi dapat menunjukkan limfositosis ringan. Waktu protrombin umumnya dalam batas normal, tetapi jika meningkat maka perlu dipertimbangkan risiko kerusakan hati akut yang berat dan ensefalopati. Selain itu, pemeriksaan kimia akan mengalami peningkatan enzim dan fungsi hati, termasuk SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase), SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase), dan hiperbilirubinemia.[1,2,15]


Pemeriksaan Antibodi Immunoglobulin HAV


Diagnosis pasti infeksi akut HAV dilakukan melalui pemeriksaan antibodi anti-HAV immunoglobulin M (IgM). Hasil IgM HAV akan positif pada saat timbul gejala, dan dapat bertahan hingga 6 bulan setelah infeksi primer. Pemeriksaan IgM HAV cukup sensitif dan spesifik dengan positif palsu jarang terjadi.[1,2]


Sedangkan pemeriksaan anti HAV immunoglobulin G (IgG) muncul setelah IgM dan dapat bertahan seumur hidup. Jika anti HAV IgG positif tanpa adanya IgM maka dapat diartikan sebagai infeksi lalu atau pasca vaksin hepatitis A.[1,2]


Tes Asam Nukleat


Tes asam nukleat merupakan pemeriksaan gold standard untuk mendiagnosis infeksi hepatitis terutama di fase viremia. Tes ini merupakan metode pemeriksaan yang cukup sensitif dalam mendeteksi genom virus hepatitis. Pemeriksaan asam nukleat dapat mendeteksi hingga 5 genom virus hepatitis, yaitu HAV RNA, HBV DNA, HCV RNA, HDV RNA, dan HEV RNA.[2]


Pemeriksaan Radiologis


Pemeriksaan ultrasonografi abdomen bukan pemeriksaan yang rutin dilakukan pada kasus hepatitis A. Beberapa tanda yang dapat ditemukan dalam pemeriksaan radiologis adalah hepatomegali, penebalan dinding kandung empedu, dan pembesaran nodus limfatikus perihepatik. Penebalan dinding kandung empedu berkaitan dengan level bilirubin yang meningkat.[1,3]


Kultur Feses


HAV RNA dapat terdeteksi di darah dan juga feses segera setelah infeksi hingga 1-2 minggu setelah onset gejala timbul. HAV RNA pada feses juga dapat terdeteksi pada pasien asimtomatik.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama