Ip Man 3 telah diputar dibioskop-bioskop Indonesia perdana tanggal 24 Desember 2015 yang lalu, sebagai peminat film-film laga. Ip Man 3 termasuk salah satu film yang saya tunggu-tunggu penayangannya. Karena banyaknya kesan setelah menonton film Ip Man 3 ini maka saya sedikit menuangkan yang saya dapatkan dari film tersebut.
Kisah Ip Man
Film Ip Man 3 mengisahkan tentang seorang maestro kungfu yang melegenda, rendah hati dan penuh dengan falsafah hidup. Ip Man yang diperankan oleh Donnie Yen hadir sebagai sosok yang peduli terhadap keluarga, lingkungan dan orang-orang yang lemah.
Ada sisi keharuan bagaimana Ip Man harus menghadapi kenyataan istrinya menderita kanker rahim dan ia menemani serta merawatnya selama berhari-hari meskipun disatu sisi dia juga harus melindungi sekolah anaknya yang ingin dikuasai oleh kelompok bandit yang dipimpin oleh Frank dan juga pertarungan penuh prestise melawan Cheung Tin Chi .
Film yang disutradarai oleh Wilson Yip dan diproduksi oleh Pegasus Motion Pictures membuat Ip Man 3 terasa lebih utuh sebagai penggambaran karakter seorang Grand Master Wing Chun dari film-film sebelumnya.
Dan diakhir bagian dimunculkan pula kompilasi dari scene-scene kisah Ip Man dan keluarganya yang diangkat dari film-film sebelumnya.
Tampilnya Karakter Legenda
Yang pertama adalah munculnya karakter Li Xiao Long aka Bruce Lee diawal scene seolah bermaksud mengungkapkan bahwa aktor besar ini mempunyai andil besar terhadap perkembangan Wing Chun keseluruh dunia melalui karya-karya filmnya. Bruce Lee sendiri menjadi murid Ip Man pada usia remaja. Kalau kita mengingat lagi dari sequel sebelumnya di film Ip Man 2, Li Xiao Long kecil muncul pada akhir scene dengan khas gaya “jagoannya” datang kepada Ip Man untuk diajarkan kungfu yang kemudian Ip Man menyuruhnya kembali datang bila usianya telah 16 tahun.
Legenda berikutnya adalah Mike Tyson yang kini berganti nama menjadi Malik Abdul Aziz. Berperan sebagai Frank seorang pengusaha property yang berambisi menguasai kota dengan cara-cara kekerasan.
Adegan Pertarungan
Bukan film laga namanya kalau tidak ada adegan pertarungan. Banyak adegan yang menarik ketika Ip Man harus harus menghadapi situasi melakukan pertarungan tersebut, seperti melindungi sekolah tempat anaknya belajar, melawan bandit yang menculik anaknya atau ketika sedang bersama istrinya disebuah lift diserang oleh seorang petarung bayaran yang ingin menghabisinya. Tetapi adegan laga yang menjadi bagian terpenting di film tersebut sesungguhnya terjadi saat bertarung melawan Frank dan Cheung Tin Chi (Jin Zhang).
Pada saat melawan Frank, kita disuguhkan dengan adegan-adegan figting yang cukup memukau dan mendebarkan. Frank dengan gaya western boxing-nya cukup sengit membuat Ip Man kewalahan dan Ip Man dengan Wing Chun-nya mampu meredam serta meladeni kedahsyatan dari pukulan-pukulan Frank yang cepat, akurat dan full power. Dan akhirnya pertarungan berhenti tanpa ada salah satu pihak yang dilumpuhkan ketika jam weker berbunyi sebagai tanda berhentinya pertarungan.
Selanjutnya yang tak kalah menarik adalah pertarungan melawan Cheung Tin Chi. Cheung Tin Chi sendiri merupakan seorang yang sangat berambisi besar untuk memiliki perguruan kungfu. Dimana dalam ceritanya Cheung Tin Chi berjuang keras untuk menghidupi keluarganya dengan menjadi penarik becak dan petarung bayaran. Cheung Tin Chi yang mahir dalam kungfu Wing Chun akhir sukses membuka perguruan dengan menantang perguruan-perguruan kungfu diseluruh kota dengan mengandalkan media sebagai sarana pencitraan kehebatan dirinya.
Untuk membuktikan kehebatannya Cheung Tin Chi menantang Ip Man untuk bertarung. Bahkan Cheung Tin Chi menantang Ip Man menggunakan media surat kabar. Ip Man mengetahui tantangan tersebut dari surat kabar yang sedang dibacanya saat dirinya sedang menemani istrinya kedokter. Ip Man berusaha keras agar istrinya tidak mengetahui tantangan duel dengan bercerita lelucon yang membuat istrinya tertawa.
Bagi Cheung Tin Chi, Wing Chun yang dikuasai Ip Man telah menyimpang dari keasliannya. Pada hari tantangan kepada Ip Man tiba Cheung Tin Chi tampak gelisah menunggu kehadiran Ip Man, padahal perguruan-perguruan kungfu dan wartawan media sudah siap menyaksikan peristiwa ini. Namun kegelisahannya Cheung Tin Chi tidak disambut dengan kedatangan Ip Man yang ternyata sedang menikmati asiknya belajar dansa barat bersama istrinya Cheung Wing Sing (Lynn Hung).
Barulah Ip Man dikesempatan lain datang ke perguruan Cheung Tin Chi untuk memenuhi undangan pertarungan yang telah lama ditujukan kepadanya. Pertarungan dilakukan secara tertutup. Disinilah yang menarik bagaimana Ip Man dan Cheung Tin Chi saling menunjukkan kemahiran jurus Wing Chun-nya. Pukulan, patahan, kuncian tersaji dengan dramatis, bahkan terlihat juga adegan Chi Sao diperagakan dengan sangat indah (hmmm jadi pengen belajar nih). Pada akhirnya Cheung Tin Chi yang harus mengakui kehebatan Ip Man.
Pesan Moral
Pesan moral dari film IP MAN 3 oleh Shifu Julius Khang seorang praktisi kungfu perguruan Wing Chun Harimau Besi adalah :
1. Kungfu Wing Chun ada banyak aliran, gaya, style, lineage .Tiap aliran, gaya, style, lineage tidak boleh menyatakan dirinya paling asli, paling benar, paling bagus. Dan yang paling penting adalah tidak boleh merendahkan sasana / perguruan lain atau merendahkan para senior atau sesepuh kungfu lain. Saling menghormati antar sasana / perguruan serta menghindari permusuhan.Setiap orang boleh belajar Wing Chun atau kungfu apa saja.
2. Untuk membuka sebuah sasana / perguruan seorang guru kungfu tidak harus menantang sasana lain hanya untuk popularitas maupun menunjukkan yang paling baik sebagai wujud arogansi. Jangan sampai menciptakan permusuhan.