Terkini.id, Jakarta - Beberapa waktu lalu, tim MotoGP Suzuki dikabarkan sedang mengalami krisis finansial dan kiprah mereka di MotoGP pun semakin terancam.
Masalah finansial ini diakibatkan adanya pengembangan pada kendaraan listrik. Mahalnya keikutsertaan balap MotoGP juga menjadi kendala tim Suzuki.
Akibat masalah finansial tersebut, tim Suzuki harus mundur dari balapan MotoGP pada akhir musim 2022, dikutip dari detik.com pada hari Selasa 3 Mei 2022.
Baca Juga: Melalui Instagram, Sri Mulyani Mengkonfirmasi Berita Hoax, Tentang Kemenkeu Lelang...
Saat ini, Suzuki sendiri disponsori oleh Ecstar, yang merupakan bagian dari keluarga pabrikan asal Hamamatsu tersebut. Singkatnya, Suzuki mengikuti balapan MotoGP tanpa sponsor utama mereka.
Hal ini tentu berbeda dengan para pesaingnya seperti Honda yang disponsori Repsol, Yamaha dengan Monster, dan beberapa sponsor utama pabrikan lainnya.
Biaya untuk mengikuti balapan MotoGP mencapai miliaran. Pertama, harga mesin motor yang bernilai di kisaran 200.000-250.000 Euro atau kalau dirupiahkan setara Rp 3-3,8 miliar.
Tim bisa menyewa motor balap MotoGP dengan paket lengkap yang biayanya mencapai 2 juta euro (Rp 30,5 miliar) per musim untuk tim satelit. Harga tersebut sudah termasuk dua motor yang dibutuhkan, serta peningkatan yang dikembangkan tapi tanpa suku cadang.
Sementara itu, tim pabrikan pada umumnya menghabiskan biaya sekitar 3 juta euro atau setara Rp 45,8 miliar untuk pengembangan motor. Sistem elektronik motor MotoGP dapat menghabiskan biaya lebih dari 100.000 euro (Rp 1,5 miliar) dengan sensor, kabel dan panel.
Baca Juga: Jokowi Minta Syarat Mudik Tak Dibandingkan Dengan MotoGP, Nicho :...
Selain itu, Biaya yang tidak murah terdapat pada biaya perjalanan sekitar 1.200 euro (Rp 18,3 juta) untuk setiap anggota tim MotoGP di setiap seri. Berarti, biaya perjalanan hampir menyentuh 700.000 euro (Rp 10,6 miliar) untuk tim yang terdiri dari 30 orang dalam satu musim 19 balapan.